Jumat, 23 Desember 2011

[RESENSI] Film "THE BANG BANG CLUB"


Genre    :    Action
Rilis    :    April 22, 2011
Sutradara   :    Steven Silver
Screenplay    :    Steven Silver
Produser    :    Adam Friedlander, Daniel Iron, Lance Samuels
Distributor    :    Paramount Pictures

Peran media, dalam daerah yang sedang dilanda konflik, sering menjadi jembatan informasi dari daerah tersebut kepada dunia. Dari sebuah berita yang tidak diketahui oleh dunia, hingga menjadi sebuah berita yang menggemparkan, tak lepas dari peran media dalam menyampaikan kebenaran beritanya, meski untuk mendapatkannya dibutuhkan usaha yang tak mudah.
The Bang Bang Club adalah film yang diangkat dari kisah nyata 4 fotografer muda pemberani yang masuk ke dalam pertempuran ras : Greg Marinovich (Ryan Phillippe), Joao Silva (Neels Van Jaarsveld), Kevin Carter (Taylor Kitsch), dan Ken Oesterbroek (Frank Rautenbach). Mereka berjuang untuk hidup dan bekerja keras selama periode ini, karena kebrutalan perang rasial dan kekerasan terkait pemilu bebas pertama pasca apartheid di Afrika Selatan era 90-an, agar dapat menunjukkan karya terbaik mereka kepada dunia. Berlari, sembunyi, uji nyali di antara desingan peluru dan di tengah pertikaian, membuat jantung berdebar.
Tapi kerja keras mereka terbayar. Greg Marinovich mendapatkan Pulitzer dengan karya fotonya "Zulu Spy 1992" (supporters SAANC burning alive a man) dan Kevin Carter mendapatkan Pulitzer Prize dengan karya fotonya "Bearing Witness 1994" (gadis Sudan kelaparan yang di dekatnya ada burung bangkai sedang menunggu gadis tersebut mati untuk dimakan).
Film ini diangkat dari buku berjudul MARINOVICH AND SILVA. Buku yang bertutur tentang sensasi ketegangan pasca perang ras di Afrika Selatan dan moral untuk mengungkap kebenaran ini ditulis oleh Greg Marinovich dan Joao Silva setahun setelah tewasnya Oesterbroek dan bunuh dirinya Kevin Carter pada Juli 1994
http://www.retronaut.co/wp-content/uploads/2011/06/1991.jpg  (Zulu Spy 1992)
http://kimberlywillis.files.wordpress.com/2010/11/pulitzer4.jpg (Bearing Witness 1994)
 Mungkin film ini bisa menjadi sumber inspirasi untuk para fotografer jurnalis, bahwa konflik yang terjadi tak menyurutkan nyali untuk mengungkapkan kebenaran kepada dunia, meski hanya melalui foto. Seringkali bahkan sebuah foto dapat bercerita banyak, daripada perkataan yang panjang lebar. Banyak sekali pesan moral  yang bisa diangkat dari hanya sebuah foto. Dan kebenaran itulah yang ingin disampaikan oleh para fotografer pemberani tersebut.

0 comments:

Posting Komentar