Senin, 31 Oktober 2011

[RESENSI] Blackberry Pearl 3G 9105

Beberapa hari ini bila melihat saya agak sibuk sendiri dengan ponsel, mungkin benar pepatah sekarang "Blackeberry bikin orang sibuk sendiri dalam dunianya". Ya, saya baru saja membeli sebuah handheld BB (baca: Blackberry) tipe Pearl 3G 9105. Demi sebuah kelancaran informasi, serta kebutuhan berkomunikasi dalam rangka perkuliahan (memang buat apa ya? :) )
Menurut situs GSM Arena, handheld berbentuk candybar ini mulai diperkenalkan pada April 2010, dengan desain yang umumnya digemari di Amerika sana, namun di Indonesia sendiri kurang banyak peminat. Umumnya konsumen BB di Indonesia menggemari desain yang mengadopsi keypad QWERTY yang lebar daripada desain candybar, dan lebih suka mengetik dengan dua tangan. BB memiliki tipe keypad yang sama pada handheld merk lain misalnya Nokia dengan tipe alphabet, jadi bagi yang sudah terbiasa menggunakan handheld Nokia, tak perlu melakukan penyesuaian lagi.
Dengan harga berkisar 2 jutaan, fiitur yang dipakai adalah fitur yang umum dipakai pada BB tipe lainnya, misal fasiltas Blackberry Messenger, Kamera 3MP dengan Flash, serta bekerja pada jaringan 2G dan 3G, jaringan yang sudah tersedia di Indonesia. Kelebihan yang dimiliki BB ini mungkin dari desain yang kecil, memungkinkan untuk masuk ke saku celana tanpa khawatir mendapat tekanan berlebihan. Dan satu lagi fitur yang mempunyai nilai tambah di BB ini adalah fitur GPS, yang terintegrasi dengan software Blackberry Maps, sehingga kita bisa menggunakannya untuk mencari arah tujuan yang akan kita tuju. Seperti kebiasaan saya yang lebih sering nyasar di jalan, apalagi di jalanan Surabaya yang rumit ini. :) Dan satu lagi yaitu keypad yang digunakan menggunakan tipe alphabet seperti keypad kebanyakan handheld yang diproduksi di Indonesia, jadi yang sudah terbiasa menggunakannya tak perlu menyesuaikan diri lagi.
Meski beberapa kelebihan yang ada pada BB ini, kekurangannya hampir sama dengan smartphone tipe dan merk lain, karena resource yang digunakan banyak, masalah kekuatan baterai jadi bahasan utama para penggunanya. Dalam sekali charge hanya dapat digunakan dalam waktu sehari saja, apabila fitur yang ada dipakai semua.
Mungkin pembaca bertanya-tanya, kenapa tidak membeli handheld Android yang marak beredar di Indonesia sekarang? Sederhana, bagi saya perkembangan Android masih berjalan. Saya membeli sebuah handheld Android sekarang, mungkin dua atau tiga bulan kedepan handheld saya sudah ketinggalan teknologi.
Masalah teknologi atau fitur yang oke sekarang di Indonesia pun lumayan mempengaruhi alasan pembelian BB ini. Umumnya penggunaan jaringan internet adalah hal utama pada software pada smartphone yang beredar di Indonesia, namun jaringan internet di Indonesia pun cuma tersedia di beberapa kota besar saja di Indonesia. Di lain kota, mungkin sis-sia saja membeli smartphone, tapi tak bisa digunakan gara-gara tak ada jaringan yang memadai.

Kamis, 27 Oktober 2011

[REPORTASE] Kuliah tamu "Menulis Populer"


Hari Jumat tanggal 21 Oktober 2011, saya dan teman-teman mahasiswa Semester I Jurusan Sistem Informasi berkumpul bersama di Kampus ITS Surabaya. Kali ini kami mengikuti mata Kuliah Keterampilan Interpersonal yang menghadirkan dosen Tamu dari STIKOM Surabaya untuk memberikan kuliah mahasiswa seputar dunia jurnalistik dan tulisan populer.

Menghadirkan Rudi Santoso sebagai pembicara tunggal, acara ini di selenggarakan di ruang TC.103 Gedung Sistem Informasi Kampus ITS. Rudi Santoso memaparkan kepada mahasiswa mengenai dunia jurnalistik dan seluk beluk penulisan populer yang digelutinya selama ini.

Dalam kuliah ini dijelaskan bahwa menulis tidak hanya mengandalkan bakat, tetapi lebih pada kemauan dan kesungguhan untuk menulis. Mindset dalam cara kita menulis pun dipengaruhi oleh apa yang kita baca. Membuat sebuah tulisan yang menarik pun tidak terpaku pada apa yang kita sukai, tapi juga apa yang pembaca sukai nantinya. Menulis pada dasarnya adalah memaparkan ide kita untuk dapat diterima dan dipahami oleh orang lain. Oleh karena itu penulis dituntut untuk selalu dapat memberikan ide segar dan cerdas dalam tulisan yang dibuatnya, serta tidak menyiksa pembaca tulisan anda.

Lebih lanjut, agar tulisan kita dapat lebih mudah dicerna oleh pembaca, seyogyanya tulisan tersebut disusun dengan bahasa yang sederhana, mudah dipahami dan ditampilkan dengan terstruktur, visualisasi yang baik serta mempunyai struktur tulisan yang memuat sebuah sebab dan akibat, atau sebuah problem dan penyelesaiannya. Untuk tujuan tersebut penyajian suatu tulisan kepada khalayak ramai, harus didasarkan pada empati, pemahaman akan kompleksitas pembaca-pendidikan, gender, usia, serta menggunakan bahasa yang lebih mudah dipahami, dan berorientasi pada pembaca.

Contohnya untuk istilah yang jarang sekali digunakan dalam tulisan-tulisan di Indonesia seperti sangkil atau mangkus, kadangkala justru membuat pembaca tidak mengerti arah tulisan penulis. Namun, seringkali pula kata serapan dari bahasa asing akan mudah dipahami oleh pembaca, karena sering digunakan dalam bahasa sehari-hari. Sekalipun istilah tersebut adalah bentuk adaptasi bahasa asing ke dalam bahasa Indonesia, tetapi istilah-istilah tersebut lebih mudah dipahami sebagai suatu perwujudan bahasa yang komunikatif. Sehingga istilah-istilah serapan ini lebih banyak digunakan daripada bahasa baku yang semestinya.

Namun penggunaan kata-kata serapan atau istilah asing juga mempengaruhi bagaimana pembaca memahami isi tulisan. Penggunaan istilah asing yang terlalu banyak sering mengandung maksud penulis berusaha menutupi kekurangan dirinya, dan mengaburkan pesan yang disampaikan melalui tulisannya. Penggunaan istilah asing yang terlalu banyak pun dapat menyiksa pembaca karena untuk dapat memahami inti sebuah tulisan, harus mengartikan dulu istilah-istilah asing yang banyak disebutkan dalam badan tulisan.

Sebuah tulisan pun hendaknya tidak terlalu memiliki jargon, singkatan atau akronim yang berlebihan. Tulisan yang mempunyai terlalu banyak jargon, singkatan dan akronim malah menghambat proses penyampaian informasi dari penulis kepada pembaca. Sering kita temui penulisan jargon dalam sebuah tulisan yang mengaburkan dan menyembunyikan sebuah kejahatan. Jargon dalam sebuah tulisan pun membiaskan isi dari sebuah tulisan.

Dalam penulisan sebuah karya populer pun, penulis jangan sampai terseret pada penjelasan yang terlalu panjang dan bertele-tele. Sebuah tulisan yang mudah dibaca tidak selamanya singkat dan padat saja, tapi tetap harus memiliki detil dan bahasa yang mudah dipahami. Hindari pula menulisakan hal-hal yang tidak masuk akal dalam sebuah tulisan. Untuk penyajian data berupa angka, disarankan untuk menyederhanakannya, kecuali untuk sebuah laporan dari penelitian yang harus disajikan secara detail.

Pada bagian akhir dari kuliah, Rudi Santoso juga memberikan tips bagi peserta tentang bagaimana menulis opini yang baik. Peserta pun ikut aktif dalam tanya jawab, yang kebanyakan membahsa mengenai ide tulisan serta bagaimana membangun semangat menulis di kalangan mahasiswa.

Di akhir acara juga dijelaskan beberapa poin penting dari acara yang telah berlangsung, yaitu :
  1. Membaca dapat mengubah masa depan kita
  2. Membaca adalah awal dari sebuah tulisan yang baik
  3. Seseorang penulis atau calon penulis membutuhkan seorang model penulis sebagai sumber inspirasi
  4. Ada baiknya kita menulis dengan sudut pandang yang sedikit berbeda dari kebanyakan orang
  5. Banyak berlatih akan mengasah kemampuan kita dalam menulis.